Pelajaranpenting yang terkandung dalam bab ini: Pertama: Tafsir ayat di atas. Kedua: Makna firman Allah, "Pastilah ia berkata, 'Ini adalah hakku'." Ketiga: Makna ucapan Karun dalam ayat, "Sesungguhnya aku diberi kekayaan ini tiada lain karena ilmu yang ada padaku."

Beberapa dalil tentang aqidah. Diantaranya adalah firman Allah مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ “barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.” Dan firman-Nya وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ “Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.” Dan firman-Nya Jalla wa’alaa قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ “Katakanlah “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan amanat Allah dengan terang”. Dan Allah Azza wajalla berfirman قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ “Katakanlah “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. Imran32 Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla. Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti RAsul-Nya Shallallahu alaihi wasallam berupa perintah untuk menjadikannya sebagai suri tauladan dalam banyak tempat dalam al-qur’an. Allah Azza wajalla berfirman قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ “Katakanlah “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Imran31 Dan Allah Azza wajalla juga berfirman فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ “Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk”. Maka kebaikan itu –wahai para pembaca yang kami cintai- setiap kebaikan adalah dengan mengikutinya, dan berhukum dengan syari’at dan sunnahnya, dan kejahatan setiap kejahatan adalah menyelisihi petunjuknya,dan berpaling dari sunnahnya Shallallahu alaihi wa aalihi wasallam. haqqun nabi, Syaikh Abdullah Al-Bukhari Alih bahasa Abu Karimah Askari bin Jamal Dalil ayat Al qur'an tentang aqidah,ibadah,akhlak,muamalah dan qissah dapat di lihat pada pembahasan Pemabahasan Dalil al qur'an yang mengandung penjelasan tentang aqidah adalah surah an nisa ayat 136يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا Terjemah ayat Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad dan kepada Kitab Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat tentang aqidah adalah Kewajiban untuk beriman kepada Allah Kewajiban beriman kepada Al qur'an Kewaiban beriman kepada kitab sebelum Al qur'an kewajiban beriman kepada malaikat AllahKewajiban beriman kepada hari kiamatDalil al qur'an yang mengandung penjelasan tentang ibadah adalah surah al baqarah ayat 183يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ Terjemah ayat Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,Penjelasan tentang ibdah adalah Ayat ini dalil kewajiban untuk melakukan ibadah puasaDalil al qur'an yang mengandung penjelasan tentang akhlak adalah surah al ahzab ayat 21 لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا Terjemahan ayat“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian contoh yang baik bagi orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang tentang akhlak Ayat ini menjelaska bahwa nabi muhammad memiliki akhlak yang sangat baik dan merupakan contoh kita dalam berakhlak Dalil al qur'an yang mengandung penjelasan tentang muammalah adalah potongan ayat 275 surah al baqarahوَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ Terjemah ayatDan Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan ribaPenjelasan tentang muammalah adalah Allah menghalakan jual beli. Akan tetapi Allah mengharamkan jual beli yang mengandung unsur al qur'an yang mengandung penjelasan tentang qissah adalah surah ash shafat ayat 102 فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ Terjemahan ayat Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, ka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia Ismail menjawab, “Wahai aIbrahim berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Mayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”Penjelasan tentang qisah Ayat ini menceritakan tentang qisah nabi ibrahim dan nabi ismailPelajari lebih lanjut===============================Detail jawaban Kelas XMata pelajaran Agama IslamBab Al-Qur'an dan Hadis adalah Pedoman Hidupku Kode soal kunci Dalil tentang aqidah, dalil auyat tentang ibadah, dalil ayat tentang akhlak, dalil ayat tentang muammalah, dalil ayat tentang qissah buatlah rumusan tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Islam di daerahmu masing-masing​ HukumTajwid innahu darilapad innahu Sebutkan apa saja sifat-sifat rasul yang sama dengan sifat-sifat manusia biasa tersebut! minimal 4​ apa arti nama² bulan kelender islam hijriyahJAWABYA DENGAN BENERNO COPAS!​ bilkurotin artinya tolong jawab teman2​ Sifat-sifat manusia biasa bagi para rasul disebut sifat....​ Kuis Tante dina memiliki kebun sawit yang disiram dan diairi dengan biaya,jika hasil panen ada kg ,maka tentukan besar, zakat Tante dina​ nama² bulan dalam kelender islam hijriyahJAWAB DENGAN BENERNO COPAS!​ baju kyai kondil disimpan diJANGAN ASAL ASALAN NATI DI REPORTBENAR KU JADIKAN JAWABAN TERBAIK DAN KU FOLLOW​ apa arti Takallam billugoh jami'an​ Loading PreviewSorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

ObyekDakwah; Obyek dakwah (mad'uw) adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik individu atau kelompok, baik yang beragama Islam atau bukan beragama Islam.Pada pokoknya obyek dakwah adalah manusia secara keseluruhan. Bagi mereka yang sudah beragama Islam, dakwah dimaksudkan meningkatkan derajat dan
– Setiap umat muslim harus memiliki aqidah yang benar. Dalil tentang aqidah menjadi pedoman kebenaran bagi kita. Satu bentuk aqidah pokok yang tercantum dalam dalil adalah rukun iman. Mempercayai Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta qada dan qadar. Selain itu, ada banyak dalil tentang aqidah yang menunjukkan keesaan sekaligus kekuasaan bahwa Allah yang Menciptakan Manusia“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, Siapakah yang menciptakan mereka? niscaya mereka menjawab Allah. Maka bagaimana mereka dapat dipalingkan dari menyembah Allah”. Zukhruf 87.Dalil bahwa Allah yang Menciptakan Langit dan Bumi“Sesungguhnya Tuhan kalian, yaitu Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy.” A’raf 54.“Sungguh Aku telah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya dalam 6 hari, dan Aku tidak merasa lelah.” 38.“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa`at kecuali sesudah ada izin-Nya. Dzat yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” 3.Dalil bahwa Allah yang Menguasai Langit dan Bumi“Rabb yang menguasai langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia yang patut disembah?” 65.“Katakanlah, Siapakah yang mempunyai tujuh langit dan mempunyai Arsy yang besar? Mereka akan menjawab, Kepunyaan Allah. Katakanlah, Mengapa kamu tidak bertaqwa?” Mu’minun 86-87.Dalil bahwa Allah yang Mengutus Rasulullah“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah As Sunnah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata” Jumu’ah 2.“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat untuk menyerukan, Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thagut, lalu diantara umat-umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula orang-orang yang telah dipastikan sesat. Oleh karena itu, berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan para rasul” Nahl 36.Dalil bahwa Allah yang Memberi Rizki“Semua yang ada di langit di bumi selalu meminta kepada-Nya, setiap hari Dia memenuhi semua kebutuhan makhluk-Nya” Rahman 29.Dalil bahwa Hanya Allah yang Berhak Diibadahi“Allah menyatakan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan demikian. Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Imran 18.“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” Taubah 31.Dalil bahwa Hanya Allah Pemilik Asmaul Husna“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” A’raf 180.Dalil tentang Perintah Beramal Sholeh karena Allah“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.” Kahfi 110Malaikat Jibril Mengajarkan Aqidah Islam pada merangkum, dari Umar dia berkata “Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah, suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki mengenakan baju sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang kemudian dia duduk di hadapan Nabi, lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya Rasulullah seraya berkata, Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?’, maka bersabdalah Rasulullah, Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada illah Tuhan yang disembah selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu’.Kemudian lelaki itu berkata, Anda benar’. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Dia bertanya lagi, Beritahukan aku tentang Iman’. Lalu Rasulullah bersabda, Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk’. Kemudian dia berkata, Anda benar’.Kemudian dia berkata lagi, Beritahukan aku tentang ihsan’. Lalu Rasulullah bersabda, “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau’.Kemudian dia berkata, Beritahukan aku tentang hari kiamat kapan kejadiannya’. Beliau bersabda, Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya’. Dia berkata, Beritahukan aku tentang tanda-tandanya’. Rasulullah bersabda, Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, kemudian berlomba-lomba meninggikan bangunannya’.Kemudian orang itu berlalu, dan aku berdiam sebentar. Lalu Rasulullah bertanya, Tahukah engkau siapa yang bertanya?’. Aku berkata, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui’. Rasulullah bersabda, Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian bermaksud mengajarkan agama kalian’. Tentang Rukun IslamDari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khattab dia berkata Saya mendengar Rasulullah bersabda, Islam dibangun di atas lima perkara. Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan’. dan Muslim. Dalil tentang aqidah ini menjadi pedoman mendasar bagi setiap muslim.
Pasalpasal tersebut menyentuh segenap aspek kehidupan, termasuk aqidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi, dan lain-lain. Jelaskan makna yang terkandung dalam surah At Taubah ayat 122! Ayat yang menjelaskan tentang larangan pergaulan bebas adalah. Jawaban: Q.S. Al Isra’ [17]: 32. Ilustrasi Menjalankan Aqidah yang benar dengan beribadah. Foto UnsplashIstilah aqidah tentunya bukan lagi hal asing dalam ajaran Islam. Setiap orang yang mengaku sebagai Muslim, harus memiliki aqidah yang benar terlebih dahulu. Untuk itu, penting bagi umat Muslim memahami seperti apa aqidah yang istilah, aqidah berasal dari kata al-aqdu yang artinya kokoh, kuat, dan erat. Secara bahasa, aqidah adalah keyakinan yang kokoh atas sesuatu, sehingga tidak ada lagi keraguan yang aqidah adalah ajaran Islam itu sendiri yang bersumber dari Alquran dan hadis. Alquran dan hadis digunakan sebagai pedoman hidup yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Berikut pemahaman aqidah yang benar agar keyakinan seorang Muslim menjadi lebih kuat. Aqidah bersumber dari Alquran. Foto UnsplashAqidah yang Benar dan BathilDalam setiap agama, pasti ada aqidah yang dimiliki dan dipegang oleh penganutnya. Aqidah yang dimiliki umat Islam berasal dari Allah SWT, Dzat yang Maha satu buktinya adalah dengan mengikuti kisah para nabi dan ajaran apa yang disampaikan. Allah mengutus nabi dan rasul dengan jarak yang bervariasi antara satu dengan lainnya. Bahkan antara satu nabi dengan yang lainnya bisa berjarak ratusan tahun itu, lokasi para nabi tersebut berdakwah juga berbeda-beda. Namun, jika melihat dari ajaran yang disampaikan, aqidah yang diajarkan oleh para nabi tersebut tetap merupakan aqidah yang itu, aqidah yang bathil mencakup semua aqidah yang bertentangan dengan wahyu dan firman Allah SWT. Aqidah ini hanya bersumber dari akal manusia, atau berasal dari wahyu yang diubah dan diselewengkan. Contoh aqidah yang bathil seperti aqidah yang dibuat orang Yahudi yang menyatakan bahwa bahwa Uzair adalah anak Allah. Ada pula aqidah syiah yang berkeyakinan bahwa Allah menyesal setelah berkehendak, yang dinamakan aqidah bada’. Mansur(1992:166) menambahkan pula langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu: a. Guru menerangkan dan menjelaskan hasil yang diinginkan dari diadakannya demonstrasi, misalnya agar siswa mengetahui cara bekerjanya alat tertentu, bagaiman gerakan sholat yang benar, dan sebagainya. b.

هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍArab-Latin huwallażī ba'aṡa fil-ummiyyīna rasụlam min-hum yatlụ 'alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu'allimuhumul-kitāba wal-ḥikmata wa ing kānụ ming qablu lafī ḍalālim mubīnArtinya Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah As Sunnah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,وَءَاخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا۟ بِهِمْ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُArab-Latin wa ākharīna min-hum lammā yal-ḥaqụ bihim, wa huwal-'azīzul-ḥakīmArtinya dan juga kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Tentang Ayat Tentang AqidahDidapati berbagai penafsiran dari kalangan mufassirun mengenai makna ayat tentang aqidah, misalnya sebagaimana terlampirRasul ini diutus juga kepada kaum Arab yang lain dan kaum non Arab yang belum datang dan yang akan datang. Sungguh Dia Maha Perkasa yang tidak ada seorang pun mampu mengalahkan-Nya, dan Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya, syariat-Nya dan takdir-Nya. Tafsir al-MukhtasharDia menyucikan kaum-kaum lain di antara bangsa Arab dan dia juga diutus untuk mereka. Mereka adalah orang-orang yang hidup setelah generasi para sahabat sampai hari kiamat. Dialah Dzat yang Maha Menang, tidak ada yang dapat mengungguliNya dalam kekuasaan dan pemberian nubuwwah kepadanya Muhammad. Dialah Dzat yang Maha Bijaksana dalam menciptakan dan memilihnya. Tafsir al-Wajizوَءَاخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا۟ بِهِمْ ۚ dan juga kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka Yakni kaum yang belum pernah berinteraksi dengan mereka pada waktu itu, namun kelak akan berinteraksi dengan mereka. Yakni Rasulullah akan menyucikan mereka dan menyucikan kaum selain mereka, yaitu orang-orang beriman setelah generasi sahabat dari kaum Arab maupun selain Arab hingga datang hari kiamat. Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata “Suatu hari kami duduk di majelis Rasulullah saat surat al-Jumu’ah diturunkan, maka Rasulullah membacanya; dan ketika sampai pada ayat وَءَاخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا۟ بِهِمْ seseorang bertanya kepada beliau “Hai Rasulullah, siapakah mereka yang belum pernah bertemu dengan kami ini?” maka Rasulullah meletakkan tangannya pada Salman al-Farisi seraya berkata “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika saja keimanan itu berdasarkan banyaknya lampu yang menerangi rumah-rumah niscaya orang-orang seperti dia ini pasti akan mendapatkan keimanan.” وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana Yakni memiliki kemuliaan dan kebijaksanaan yang tiada batas. Zubdatut Tafsirفِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَArab-Latin fī qulụbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā, wa lahum 'ażābun alīmum bimā kānụ yakżibụnArtinya Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka dalam hati mereka terdapat keraguan dan kerusakan akibatnya mereka diuji Allah dengan berbuat berbagai macam maksiat yang mewajibkan adanya siksaan bagi mereka, sehingga Allah pun menambah keraguan pada hati mereka dan bagi mereka siksaan yang menyedihkan akibat kedustaan dan kemunafikan mereka. Tafsir al-MuyassarPenyebabnya ialah karena di dalam hati mereka terdapat keraguan, maka Allah menambah keraguan itu dengan keraguan lainnya, karena setiap perbuatan akan dibalas dengan perbuatan serupa. Kelak mereka akan mendapatkan azab yang sangat pedih di kerak neraka yang paling bawah. Hal itu karena mereka telah berdusta atas nama Allah dan atas nama manusia lainnya. Dan juga karena mereka mendustakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Tafsir al-MukhtasharDi dalam hati mereka terdapat kerusakan akidah baik keragu-raguan dan kemunafikan ataupun kekufuran dan kedustaan. Kemudian Allah menambahkan penyakit lain pada diri mereka, yaitu dengki dan kebencian terhadap tingginya derajat kalam Allah, tetapnya kaidah Islam dan pertolongan Allah kepada orang-orang mukmin. Dan bagi mereka azab yang menyakitkan akibat kebohongan dan keangkuhan mereka dengan berpura-pura beriman Tafsir al-Wajizفِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ yang dimaksud dengan penyakit disini adalah kerusakan akidah mereka baik itu disebabkan oleh keraguan, kemunafikan, atau keingkaran. فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا Yakni dengan bertambahnya kenikmatan-kenikmatan yang senantiasa bertambah kepada Rasulullah baik itu kenikmatan duniawiyah maupun diniyyah maka berbambah pula penyakit mereka, mereka pun dihukum dengan bertambahnya keraguan, kekecewaan, dan kenifakan. وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ Yakni azab yang menyakitkan بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ Yakni sebab pengakuan mereka bahwa mereka beriman padahal mereka tidak beriman. Zubdatut Tafsirأَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِArab-Latin a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīnArtinya Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?Tidaklah kamu melihat keadaan orang yang mendustakan kebangkitan setelah kematian dan pembalasan? Tafsir al-MuyassarTahukah kamu orang yang mendustakan adanya pembalasan pada hari Kiamat? Tafsir al-MukhtasharApakah kamu mengetahui dan melihat wahai Nabi, orang yang mendustakan hari perhitungan dan hari pembalasan di akhirat, dan mendustakan akidah dan syari’at agama ini? Bukankah dia layak menerima siksa Allah? Istifham ini digunakan untuk membuat orang yang diajak bicara terkejut dengan perbuatan pendusta ini Tafsir al-Wajizاَرَءَيۡتَ الَّذِىۡ يُكَذِّبُ بِالدِّيۡنِؕ‏ Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Yakni apakah kamu mengetahui orang yang mendustakan hari kebangkitan dan pembalasan? Zubdatut Tafsirوَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰArab-Latin wa ṣaddaqa bil-ḥusnāArtinya dan membenarkan adanya pahala yang terbaik surga,Barangsiapa memberikan hartanya dan bertakwa kepada Allah dalam hal itu, Membenarkan “laa ilaha illallah” dan apa yang menjadi petunjuknya,serta balasan yang diakibatkanya, Maka kami akan membimbingnya dan memberinya taufik kepada sebab-sebab kebaikan dan keshalihan, dan kami akan memudahkan urusannya. Tafsir al-MuyassarDan membenarkan adanya balasan yang telah dijanjikan oleh Allah. Tafsir al-MukhtasharDan menerima kalimat-kalimat yang baik, yaitu akidah keesaan Allah dan membenarkan utusan-utusanNya dan janjiNya dengan imbalan atas ketaatan kepadaNya Tafsir al-Wajizوَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ dan membenarkan adanya pahala yang terbaik surga Yakni mempercayai janji Allah yang menjanjikan kepadanya untuk memberinya balasan atas apa yang telah ia infakkan. Zubdatut Tafsirفَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِّنَ ٱلْمُسْلِمِينَArab-Latin fa mā wajadnā fīhā gaira baitim minal-muslimīnArtinya Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah tidak melihat di perkampungan tersebut selain satu rumah dari kaum Muslimin, yaitu rumah Luth. Tafsir al-MuyassarTernyata tidak Kami dapati di kampung mereka ini selain satu rumah dari orang-orang yang berserah diri, yaitu keluarga Lūṭ -'alaihissalām-. Tafsir al-MukhtasharKami tidak menemukan satupun orang muslim selain Ahlu Bait dalam negeri itu. Ahli bait itu adalah Ahlu bait Luth kecuali istrinya. Iman adalah Akidah keyakinan dan Islam adalah mengerjakan segala sesuatu yang diwajibkan Tafsir al-Wajizفَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِّنَ الْمُسْلِمِينَ Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri Yakni kecuali satu keluarga dari mereka, yaitu keluarga Nabi Luth. Zubdatut Tafsirإِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَArab-Latin innamal-mu`minụna ikhwatun fa aṣliḥụ baina akhawaikum wattaqullāha la'allakum tur-ḥamụnArtinya Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat orang-orang Mukmin itu bersaudara dalam agama, karena itu, bila mereka bertikai, maka damaikanlah di antara saudara-saudara kalian itu. Takutlah kepada Allah dalam segala urusan kalian agar kalian dirahmati olehNya. Tafsir al-MuyassarSesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, dan persaudaraan dalam Islam itu berkonsekuensi atas kalian -wahai orang-orang yang beirman- untuk mendamaikan antara dua saudara kalian yang sedang bertikai. Bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala l;arangan-Nya dengan harapan kalian akan dirahmati. Tafsir al-MukhtasharSesungguhnya orang-orang mukmin itu saling bersaudara dalam agama dan akidah. Berdamailah dengan saudara kalian saat terjadi perselisihan dan pertentangan. Bertakwalah kepada Allah saat terjadi perselisihan tentang hukum-hukumNya dan berlakulah sebagai penengah, supaya kalian dirahmati dan ditolongNya dalam menciptakan perdamaian, sebagai hasil dari ketakwaan kalian Tafsir al-Wajizإِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara Yakni mereka semua kembali kepada satu asal, yaitu kemanan, oleh sebab itu mereka adalah bersaudara karena berada dalam agama yang sama. فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu Yakni antara dua orang Islam yang saling berselisih. Begitu pula kelompok yang membelot terhadap pemimpin, mereka adalah kelompok yang zalim jika mereka membelot tanpa alasan yang benar, namun mereka tetaplah bersaudara dengan orang-orang beriman. Zubdatut Tafsirوَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَArab-Latin wa man aḥsanu qaulam mim man da'ā ilallāhi wa 'amila ṣāliḥaw wa qāla innanī minal-muslimīnArtinya Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"Tidak ada yang lebih bagus perkataannya daripada seseorang yang mengajak kepada tauhid Allah dan penyembahan kepadaNya semata, lalu dia melakukan amal shalih dan dia berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang Muslim yang tunduk kepada perintah dan syariat Allah.” Ayat ini mengandung dorongan untuk berdakwah kepada Allah, menjelaskan keutamaan para ulama yang mengajak kepada Allah berdasarkan ilmu yang mantap bashirah sesuai dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad. Tafsir al-MuyassarTidak ada seorangpun yang lebih bagus perkataannya dibandingkan orang yang mengajak untuk mentauhidkan Allah dan mengamalkan syariat-Nya, mengerjakan amal saleh yang diridai oleh Rabbnya, dan dia berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri lagi tunduk kepada Allah.” Barangsiapa melakukan hal itu seluruhnya, maka dia adalah manusia yang paling bagus perkataannya. Tafsir al-MukhtasharTidak ada orang yang lebih baik ucapannya daripada orang yang mengajak agar hanya menyembah Allah dan mengerjakan amal shalih yang diperintahkan olehNya. Dia berkata dengan lantang “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang tunduk kepada perintah Allah” Ini merupukan penggabungan antara akidah dan amal. {Man} adalah istifham yang mengandung makna nafi. Maknanya adalah tidak ada satupun yang ucapannya lebih baik. Ayat ini diturunkan untuk Rasulallah SAW dan para sahabatnya Tafsir al-Wajizوَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى اللهِ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah Yakni kepada keesaan dan ketaatan kepada Allah. Inilah perkataan terbaik yang diucapkan seseorang kepada orang lain. وَعَمِلَ صٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ الْمُسْلِمِينَmengerjakan amal yang saleh, dan berkata “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” Yakni berserah diri kepada Tuhan-Ku. Setiap orang yang menjalankan dakwah kepada syariat Allah dan melakukan amal baik dengan mengerjakan kewajiban yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-Nya serta termasuk orang yang beragama Islam, maka tidak ada yang lebih baik perkataannya darinya dan tidak ada yang lebih terang jalannya serta tidak ada yang lebih besar balasan amalnya. Zubdatut Tafsirفَلَمَّا جَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَرِحُوا۟ بِمَا عِندَهُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَArab-Latin fa lammā jā`at-hum rusuluhum bil-bayyināti fariḥụ bimā 'indahum minal-'ilmi wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụnArtinya Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul yang diutus kepada mereka dengan membawa ketarangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan umat-umat yang mendustakan itu didatangi para rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berbahagia dengan ilmu yang mereka miliki yang bertentangan dengan apa yang dibawa oleh utusan-utusan mereka, karena kebodohan mereka. Azab pun menimpa mereka, padahal sebelumnya mereka menghina dan mengejek para utusan untuk segera mendatangkan azab tersebut. Ayat ini mengandung dalil bahwa setiap ilmu yang bertentangan dengan Islam atau mencederai Islam atau meragukan kebenaran Islam, ilmu tersebut adalah ilmu yang tercela dan dibenci, serta orang yang meyakininya bukan termasuk diantara para pengikut Muhammad. Tafsir al-MuyassarKetika para rasul datang kepada mereka dengan bukti-bukti yang nyata dan mukjizat-mukjizat yang mengagumkan, mereka mendustakannya. Mereka rela berpegang kepada ilmu mereka yang bertentangan dengan apa yang dibawa oleh para rasul mereka, maka turunlah kepada mereka apa yang mereka remehkan sebelumnya, yaitu azab yang telah diperingatkan oleh para rasul mereka. Tafsir al-MukhtasharKetika para rasul datang kepada mereka dengan mukjizat dan dalil untuk mengesakan Allah, mereka lebih memilih akidah menyimpang dan menolak para rasul itu. Lalu turunlah azab yang sering mereka ejek itu kepada mereka. Mereka juga dipertontonkan kepada balasan atas olok-olokan mereka Tafsir al-Wajizفَلَمَّا جَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنٰتِ Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul yang diutus kepada mereka dengan membawa ketarangan-keterangan Yakni dengan hujjah-hujjah yang jelas dan mukjizat-mukjizat yang terang. فَرِحُوا۟ بِمَا عِندَهُم مِّنَ الْعِلْمِmereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka Yakni mereka menampakkan kesenangan atas apa yang mereka miliki yang mereka sebut dengan ilmu, padahal sebenarnya itu hanyalah syubhat dan pengakuan palsu mereka. Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah mereka merasa senang dengan ilmu tentang dunia yang mereka miliki, dan bukan ilmu tentang agama, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah يعلمون ظاهرا من الحياة الدنيا “Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia.” ar-Rum 7 وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَdan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu Yakni mereka dikepung oleh balasan olokan mereka. Zubdatut Tafsirفَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَArab-Latin fa mā ẓannukum birabbil-'ālamīnArtinya Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?"83-87 Diantara pengikut nuh yang berjalan diatas manhaj dan agamanya adalah nabiyullah Ibrahim, saat dia datang kepada tuhannya dengan membawa hati yang bersih dari segala akidah sesat dan akhlak tercela saat dia berkata kepada bapaknya dan kaumnya dengan penuh pengingkaran “apa yang kalian sebah selain Allah itu? apakah kalian ingin menyembah tuhan-tuhan buatan dan meninggalkan ibadah kepada Allah yang berhak untuk disembah semata? lalu apa dugaan kalian terhadap apa yang akan dilakukan oleh raabbul alamin bila kalian menyekutukannNya dengan menyembah selainNya? Tafsir al-MuyassarWahai kaumku! Apa anggapan kalian terhadap Allah Rabb alam semesta jika kalian menghadap kepada-Nya sementara kalian menyembah selain-Nya? Menurut kalian, apa yang akan Dia lakukan terhadap kalian?” Tafsir al-MukhtasharApakah anggapan kalian tentang Tuhan semesta alam saat bertemu denganNya sedangkan kalian menyembah selainNya? Apakah kalian akan menganggap bahwa Dia pencipta kalian? Tafsir al-Wajizفَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ الْعٰلَمِينَ Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?” Yakni jika kalian telah menghadap-Nya dalam keadaan kalian menyembah selain-Nya, bagaimana menurut kalian, apa yang akan Dia lakukan terhadap kalian? Zubdatut Tafsir Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian aneka ragam penjelasan dari para mufassirin terhadap makna dan arti ayat tentang aqidah arab, latin, artinya, moga-moga berfaidah bagi kita. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan

Dalampenyajian tafsir ini, sistematika penyusunan yang digunakan Quraish Shihab adalah tartib mushafi, artinya menafsirkan seluruh ayat al-Qur’an sesuai dengan susunan ayat-ayat dalam mushaf, ayat demi ayat, dan surat demi surat, yang dimulai dari surat al-Fatihah dan seterusnya. Dalam setiap penyajian surat yang akan ditafsirkan, Quraish Ayat Yang Menjelaskan Tentang Aqidah – Aqidah adalah sebuah pemahaman tentang keyakinan tentang Tuhan, Nabi dan agama yang kita anut. Aqidah adalah inti dari agama kita dan merupakan dasar untuk semua aktivitas ibadah yang kita lakukan. Oleh karena itu, penting untuk memahami aqidah dengan benar dan mengamalkannya sepanjang hidup kita. Islam mengajarkan kita untuk menerima Tuhan sebagai satu-satunya Tuhan dan menolak segala bentuk kesyirikan. Kita harus meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kita juga harus menerima dan menghormati seluruh nabi yang telah dikirim oleh Allah, dan mengikuti petunjuk mereka. Islam juga menekankan pentingnya mengikuti hukum-hukum Allah dan mengamalkan nilai-nilai moral yang telah ditetapkan oleh-Nya. Kita harus meyakini bahwa Allah adalah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita dan kita harus mengikuti perintah-Nya. Kita harus menghindari segala bentuk dosa dan menjalani kehidupan kita dengan cara yang baik. Islam juga mengajarkan pentingnya beriman kepada hari kebangkitan dan hari pembalasan. Kita harus meyakini bahwa setiap orang akan diuji dan diberi balasan atas semua yang telah mereka lakukan. Kita harus mempersiapkan diri kita untuk hari itu dengan beramal shalih dan menjauhi segala bentuk dosa. Aqidah adalah inti dari agama Islam dan penting untuk memahami dan mengamalkannya dengan benar. Kita harus meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa, menerima dan menghormati para nabi, mengikuti perintah-Nya, menghindari segala bentuk dosa, dan mempersiapkan diri kita untuk hari pembalasan. Dengan demikian, kita dapat menjalani kehidupan kita dengan cara yang benar dan mencapai kebahagiaan abadi. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Ayat Yang Menjelaskan Tentang 1. Meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu 2. Menerima dan menghormati seluruh nabi yang telah dikirim oleh Allah, dan mengikuti petunjuk 3. Mengikuti hukum-hukum Allah dan mengamalkan nilai-nilai moral yang telah ditetapkan 4. Meyakini bahwa setiap orang akan diuji dan diberi balasan atas semua yang telah mereka 5. Menghindari segala bentuk dosa dan menjalani kehidupan kita dengan cara yang 6. Beramal shalih dan menjauhi segala bentuk dosa untuk mempersiapkan diri kita untuk hari pembalasan. Penjelasan Lengkap Ayat Yang Menjelaskan Tentang Aqidah 1. Meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Aqidah adalah sebuah sistem keyakinan dan iman yang meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Ini adalah dasar yang paling penting dari aqidah yang menjelaskan bahwa Allah adalah satu-satunya yang berhak untuk disembah dan tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Aqidah juga menjelaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang berkehendak dan berkekuasaan penuh. Dia menciptakan semua makhluk yang ada di alam semesta dan mengatur semua sesuatu. Dia juga yang menentukan hukum yang mengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta. Untuk menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa, beberapa ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang aqidah ini antara lain 1. Al-Quran Surah Al-Ikhlas “Katakanlah Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” QS. 112 1-4. 2. Al-Quran Surah Al-Fath “Dialah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia; Yang menetapkan kehendak-Nya dengan menurunkan keputusan dan keadilan.” QS. 48 22-23. 3. Al-Quran Surah An-Nahl “Dialah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Dia adalah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” QS. 16 22. Ayat-ayat Al-Quran ini menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Ini berarti bahwa kita tidak boleh menyembah selain Allah, baik itu berupa makhluk ciptaan-Nya, atau bahkan berupa ideologi atau ide-ide yang diciptakan oleh manusia. Aqidah yang meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya juga menjelaskan bahwa Allah adalah Pencipta dan Penguasa semesta. Dia yang menciptakan semua makhluk yang ada di alam semesta, yang mengatur dan menetapkan hukum-hukum yang mengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta. Selain itu, aqidah ini juga menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia menyediakan segala sesuatu yang diperlukan oleh makhluk-Nya dan Dia selalu menyertai mereka sampai akhir hayat mereka. Dia juga selalu membimbing mereka dalam setiap langkah yang mereka ambil. Aqidah yang meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya adalah dasar bagi keyakinan manusia akan Tuhan. Dengan menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya yang berhak untuk disembah, maka Allah juga menjadi dasar bagi keimanan seseorang. Ini menandakan bahwa seseorang harus meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. 2. Menerima dan menghormati seluruh nabi yang telah dikirim oleh Allah, dan mengikuti petunjuk mereka. Aqidah adalah sebuah keyakinan yang menjadi dasar untuk beragama dan dalam agama Islam, aqidah menjadi dasar untuk mengikuti petunjuk Allah. Satu dari poin aqidah yang sangat penting adalah menerima dan menghormati seluruh nabi yang telah dikirim oleh Allah, dan mengikuti petunjuk mereka. Hal ini tercermin dalam ayat-ayat al-Quran yang berbunyi, “Dan ingatlah ketika Kami mengutus seorang Rasul kepada setiap kaum, mengatakan “Sembahlah Allah dan tinggalkan sesuatu yang disembah oleh kamu selain Dia.” Kemudian beberapa di antara mereka Allah mengikuti petunjuknya, dan ada pula di antara mereka yang sengaja melalaikannya. Maka lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang yang melakukan dosa.” QS. Al-A’raf 35. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah mengutus Rasul-Nya, yakni Nabi Muhammad SAW, ke seluruh umat manusia untuk menyampaikan wahyu-Nya dan petunjuk-Nya. Allah juga mengutus para nabi yang lain sebelumnya kepada umat manusia, antara lain Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan sebagainya. Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa kita harus menghormati dan mengikuti petunjuk para nabi yang telah dikirim oleh Allah. Dalam ayat lain, al-Quran juga menyatakan, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata, dan Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan al-Mizan untuk membedakan antara yang hak dan yang bathil, dan Kami turunkan hujan yang menurunkan karunia dari langit, dan Kami berikan rezeki dengan banyaknya kepada kamu, dan Kami tidak pernah terhenti dari berbuat baik kepadamu.” QS. Al-Furqan 48-49. Ayat ini menegaskan bahwa Allah telah mengutus para nabi-Nya untuk memberikan hidayah dan petunjuk kepada manusia serta mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah SWT. Ayat ini juga menunjukkan bahwa para nabi Allah telah diutus kepada manusia dengan membawa bukti-bukti yang nyata untuk membedakan antara yang hak dan yang bathil. Oleh karena itu, umat Islam diwajibkan untuk menerima dan menghormati semua nabi yang telah dikirim oleh Allah dan mengikuti petunjuk mereka. Kesimpulannya, aqidah terutama menitikberatkan pada menerima dan menghormati seluruh nabi yang telah dikirim oleh Allah, dan mengikuti petunjuk mereka. Ayat-ayat al-Quran menegaskan kembali hakikat ini dan mengingatkan umat Islam untuk mengikuti petunjuk dari para nabi tersebut. Dengan mengikuti petunjuk para nabi, umat Islam dapat menjadi pengikut yang taat dan berhijrah kepada kebenaran. 3. Mengikuti hukum-hukum Allah dan mengamalkan nilai-nilai moral yang telah ditetapkan oleh-Nya. Aqidah adalah pandangan dan keyakinan tentang Allah, makhluk-Nya dan hukum-hukum yang ditetapkan-Nya. Salah satu aspek dari aqidah adalah untuk mengikuti hukum-hukum Allah dan mengamalkan nilai-nilai moral yang telah ditetapkan oleh-Nya. Al-Quran adalah sumber utama ajaran aqidah Islam. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang aqidah ini adalah ayat yang berbunyi, “Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, supaya kamu mendapat rahmat” QS. Al-Anfal 46. Ayat ini menekankan kepada umat Islam untuk mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya tanpa bantahan. Ketika kita mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, kita juga harus mengamalkan nilai-nilai moral yang telah ditetapkan oleh-Nya. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang nilai-nilai moral ini adalah ayat yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, berlaku adillah dalam beramal, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” QS. Al-Maaidah 8. Ayat ini menekankan kepada umat Islam untuk berlaku adil dalam melakukan segala hal. Selain itu, Allah juga telah menetapkan bahwa kita harus menjaga hubungan baik dengan sesama umat Islam. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang ini adalah ayat yang berbunyi, “Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah kaum muslimin itu satu umat dan janganlah kamu berpecah belah” QS. Al-i-Imran 103. Ayat ini menekankan kepada umat Islam untuk bekerjasama dan saling menghormati satu sama lain. Kesimpulannya, ajaran aqidah Islam menekankan kepada umat Islam untuk mengikuti hukum-hukum Allah dan mengamalkan nilai-nilai moral yang telah ditetapkan oleh-Nya. Oleh karena itu, dengan mengikuti ajaran aqidah ini, kita dapat menjadi umat yang berbakti kepada Allah dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia. 4. Meyakini bahwa setiap orang akan diuji dan diberi balasan atas semua yang telah mereka lakukan. Aqidah adalah keyakinan dan pandangan yang dipegang oleh setiap individu tentang kehidupan, kehidupan setelah kematian, dan hal-hal lain yang melekat pada agama. Aqidah adalah landasan bagi ajaran agama, dan itu menentukan cara seseorang memandang dan menafsirkan dunia. Salah satu aqidah yang penting adalah meyakini bahwa setiap orang akan diuji dan diberi balasan atas semua yang telah mereka lakukan. Ini adalah salah satu inti dari agama-agama Abrahamik Yahudi, Kristen, dan Islam. Dalam Islam, aqidah ini dinyatakan dalam ayat-ayat Al-Quran dan hadis. Salah satu ayat yang menunjukkan ini adalah surah al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi, “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” Ayat ini menunjukkan bahwa manusia harus bekerja keras untuk mencapai hasil yang diinginkan, dan ujian adalah cara Allah mengetahui bagaimana orang melakukannya. Ayat lain yang menunjukkan bahwa manusia akan diuji dan diberi balasan atas semua yang telah mereka lakukan adalah surah al-Ankabut ayat 8 yang berbunyi, “Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan membalas semua yang telah kita lakukan. Semua amal baik dan buruk yang kita lakukan akan diberi balasan. Ayat lain yang menegaskan bahwa setiap orang akan diuji dan diberi balasan atas semua yang telah mereka lakukan adalah surah al-Mulk ayat 2 yang berbunyi, “Dan Kami telah menciptakan manusia dan Kami tahu apa yang dikatakan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” Ayat ini menegaskan bahwa Allah melihat setiap tindakan manusia dan mengetahui apa yang mereka lakukan. Ini menunjukkan bahwa manusia akan diuji dan diberi balasan atas semua yang telah mereka lakukan. Ayat-ayat Al-Quran dan hadis menegaskan bahwa setiap orang akan diuji dan diberi balasan atas semua yang telah mereka lakukan. Ini adalah salah satu aqidah yang dipegang oleh semua agama Abrahamik. Aqidah ini menjadi fondasi bagi ajaran agama dan menjadi landasan bagi cara seseorang memandang dan menafsirkan dunia. Dengan meyakini aqidah ini, manusia dapat mencapai hasil yang diinginkan dan dapat menjadi manusia yang lebih baik. 5. Menghindari segala bentuk dosa dan menjalani kehidupan kita dengan cara yang baik. Aqidah adalah cara pandang berdasarkan keyakinan yang dianut oleh seseorang tentang keagamaannya. Aqidah ini juga melibatkan keyakinan tentang hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan, kehidupan sesudah mati, malaikat, kitab suci, dan lainnya. Dalam Al-Quran, ada banyak ayat yang menjelaskan tentang aqidah, salah satunya adalah menghindari segala bentuk dosa dan menjalani kehidupan kita dengan cara yang baik. Pada ayat ini, Allah mengingatkan kita untuk menjauhi segala bentuk dosa dan menjalani kehidupan kita dengan cara yang baik. Allah mengisyaratkan bahwa dosa adalah sesuatu yang tidak baik dan harus dihindari. Dosa yang harus dihindari adalah dosa besar, seperti zina, berdusta, membunuh, mencuri, menyalahgunakan uang, dan lainnya. Selain itu, dosa-dosa kecil juga harus dihindari, seperti mencaci maki, bersumpah palsu, tidak menjaga mulut, dan lain-lain. Kita juga harus menjalani kehidupan kita dengan cara yang baik. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita harus melakukan hal-hal yang baik dalam kehidupan kita, seperti berbuat baik kepada orang lain, berbuat kebajikan, beramal, berdzikir, menjaga hubungan dengan keluarga kita, dan lain sebagainya. Hal ini dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Dalam ayat ini, Allah juga mengingatkan kita untuk bersyukur dan berterima kasih atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Kita harus menjalani kehidupan kita dengan berterima kasih atas segala yang telah diberikan-Nya kepada kita, dan juga harus bersyukur atas segala kesulitan atau cobaan yang diberikan-Nya kepada kita. Ini akan membantu kita untuk menjadi orang yang lebih bersyukur dan bersemangat untuk melakukan hal-hal yang baik. Oleh karena itu, kita harus mengikuti ayat ini dan menghindari segala bentuk dosa dan menjalani kehidupan kita dengan cara yang baik. Hal ini akan membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi orang yang berguna bagi orang lain, dan juga menjadi orang yang lebih bersyukur dan bersemangat untuk melakukan hal-hal yang baik. Dengan berpegang teguh pada ayat ini, kita akan mendapatkan berkat dan nikmat dari Allah SWT. 6. Beramal shalih dan menjauhi segala bentuk dosa untuk mempersiapkan diri kita untuk hari pembalasan. Aqidah adalah sebuah doktrin dalam agama Islam yang mengacu pada sistem keyakinan dan kepercayaan akan Tuhan, rasul-Nya, para malaikat, kitab-kitab suci, hari akhir, dan sebagainya. Aqidah dipercaya dapat menjadi pondasi yang kokoh bagi kehidupan umat Muslim. Ayat-ayat Al-Quran membicarakan mengenai aqidah dan mengajarkan kita tentang pentingnya berpegang teguh pada aqidah agar kita dapat menjalani kehidupan sebagai orang yang beriman. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang aqidah adalah ayat yang menyatakan bahwa kita harus beramal shalih dan menjauhi segala bentuk dosa untuk mempersiapkan diri kita untuk hari pembalasan. Ayat ini diturunkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 197 yang berbunyi, “Beramallah kamu semuanya dengan baik, sehingga kamu dapat beruntung. Dan jauhilah kejahatan dan dosa, karena barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan dosa, maka dia akan mendapatkan siksa yang keras.” Ayat ini menekankan pentingnya beramal shalih dan menjauhi segala bentuk dosa. Hal ini penting karena sebagai umat muslim, kita harus menjalani kehidupan kita sesuai dengan ajaran agama. Kita harus beramal shalih dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menghindari segala bentuk dosa. Dengan melakukan hal ini, kita terus berusaha untuk melakukan yang terbaik, menjauhi segala bentuk dosa, dan mempersiapkan diri kita untuk hari akhir. Di hari akhir, Allah akan menghukum orang-orang yang melakukan dosa dan tidak mentaati ajaran-Nya. Dengan mempersiapkan diri kita dengan beramal shalih dan menjauhi segala bentuk dosa, kita akan berharap mendapatkan pahala dari Allah. Dengan demikian, ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang aqidah ini mengingatkan kita untuk selalu beramal shalih dan menjauhi segala bentuk dosa. Semoga kita dapat menjalani hidup kita sebagai orang beriman yang taat kepada Allah SWT dan berharap mendapat pahala dari-Nya di hari akhir. Aamiin. Pertamaadalah tempat yang dipenuhi dengan tin dan zaitun dan tempat Allah mengutus Nabi Isa, yaitu Baitul Maqdis. Kemudian, tempat kedua adalah Tur Sinai, yakni nama
Terdapat sebuah kaidah yang berharga dalam ilmu tafsirالمحترزات في القرأن تقع في كل المواضع في اشد الحاجة إليها“muhtarazat yang terdapat dalam Al Qur’an itu terletak pada tempat-tempat yang memang penjelasannya sangat-sangat dibutuhkan”Yang dimaksud muhtarazat di sini adalah penjelasan yang dapat menghilangkan kesalah-pahaman yang muncul dalam benak ketika membaca suatu ayat. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan “ini adalah kaidah yang sangat besar manfaatnya dan sangat agung. Yaitu, setiap pembahasan dalam Al Qur’an yang Allah paparkan, baik berupa hukum maupun kabar, lalu yang timbul dalam benak pembacanya adalah sesuatu hal yang lain, pasti di sana Allah telah memberikan penjelasan yang digandengkan dengan pemaparan tersebut sehingga jelaslah perkaranya sejelas-jelasnya. Inilah bentuk pengajaran yang tidak meninggalkan isykal sedikitpun. Dan tidak meninggalkan kemungkinan-kemungkinan yang salah sedikitpun. Ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah dan betapa luasnya hikmah-Nya” Al Qawa’idul Al Hisan Al Muta’alliqah bi Tafsirin Qur’an, 73.Jadi, ketika ada ayat yang berpotensi dipahami secara salah oleh pembacanya, atau pembaca memiliki prasangka yang salah, akan ditemukan penjelasan yang sangat jelas dalam ayat lain yang digandengan dengan ayat tersebut sehingga maknanya dipahami dengan pas dan beliah rahimahullah membawakan beberapa contohContoh pertama, Allah Ta’ala berfirmanإِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا“Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini Mekah Yang telah menjadikannya suci” QS. An Naml 91.Terkadang dalam benak pembaca akan memahami dari ayat ini bahwa Allah adalah Tuhannya orang Mekah saja, maka setelahnya terdapat muhtaraz, penjelasan yang menghilangkan sangkaan tersebut,وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ“dan kepunyaan Allah lah segala sesuatu” QS. An Naml 91Contoh kedua, Allah Ta’ala berfirmanلَّا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk yang tidak ikut berperang” QS. An Nisa 95Terkadang pembaca berprasangkan bahwa semua orang yang enggan berjihad maka ia bukan mukmin, walaupun orang tersebut memiliki udzur-udzur yang menggugurkan hukum wajib baginya untuk berjihad. Maka Allah menghilangkan sangkaan ini pada ayat selanjutnyaغَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ“kecuali orang memiliki udzur” QS. An Nisa 95Contoh ketiga, Allah Ta’ala berfirman لَا يَسْتَوِي مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِينَ أَنفَقُوا مِن بَعْدُ وَقَاتَلُوا“Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan hartanya dan berperang sebelum penaklukan Mekah. Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan hartanya dan berperang sesudah itu” QS. Al Hadid 10Bisa jadi ada yang menyangka bahwa para sahabat yang berinfaq setelah Fathul Makkah tidak memiliki keutamaan sama sekali dan tidak mengangkat derajat mereka. Allah mencegah prasangka demikian dengan berfirmanوَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ“dan bagi kedua golongan tersebut Allah janjikan bagi mereka kebaikan” QS. Al Hadid 10.Dan bisa jadi juga pembaca menyangka bahwa keutamaan yang didapatkan orang-orang yang berinfaq sebelum Fathul Makkah itu didapatkan semata-mata karena amal mereka atau karena harta yang mereka miliki tanpa melihat keikhlasan dan keimanan serta kecintaan mereka kepada Allah yang mendasari perbuatan tersebut. Maka Allah pun menutup ayat ini dengan berfirmanوَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ“Dan Allah Maha Mengetahui perkara batin dari yang kalian amalkan” QS. Al Hadid 10.Para ulama mengatakan, sifat Al Alim dan Al Khabir terkadang maknanya sama, yaitu bahwa ilmu Allah itu sangat luas, dalam dan mencakup segala sesuatu. Namun terkadang juga berbeda, Al Alim terkait perkara zhahir sedangkan Al Khabir terkait perkara keempat, Allah Ta’ala berfirmanإِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya” QS. Al Qashash 56.Terkadang bisa dipahami dari ayat ini bahwa hidayat Allah itu datang begitu saja secara seketika tanpa sebab. Maka Allah pun menyangkal pemahaman demikian dengan firman-Nyaوَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ“dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk” QS. Al Qashash 56.Hidayah akan didapatkan oleh orang-orang yang mengambil sebab-sebab untuk mendapatkan hidayah. Syaikh As Sa’di mengatakan “maksudnya, Allah lebih mengetahui siapa orang yang mau menerima hidayahnya karena kesucian hatinya dan kebaikan yang ada pada dirinya. Dan Allah juga lebih mengetahui orang yang tidak demikian” Al Qawa’idul Hisan, 75.Demikian beberapa contoh dari kaidah ini. Ini semua menunjukkan betapa tingginya metode pengajaran yang ada dalam Al Qur’an dan betapa mendalam hikmah yang terkandung di bermanfaat, wabillahi at taufiq was sadaad.***Sumber rujukan Al Qawa’idul Al Hisan Al Muta’alliqah bi Tafsirin Qur’an, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Dar Ibnul JauziPenulis Yulian PurnamaArtikel
. 334 28 2 303 200 346 171 34

jelaskan pesan yang terkandung pada ayat yang menjelaskan aqidah