Gambar1. Pesisir Kota Cirebon, Kecamatan Kejaksan dan Lemahwungkuk Sumber: Google Earth, 2018 Analisis Lokasi Penelitian Kota Cirebon merupakan Provinsi Jawa Barat, kota ini terletak di utara pantai Pulau Jawa. Kota Cirebon memiliki letak geografis 108,33 o dan 6,41o Lintang Selatan pantai utara Pulau Jawa.
Daya tampung dan daya dukung kawasan bakal dijadikan pertimbangan pemerintah dalam upaya pembangunan rendah karbon PRK. Keseimbangan antara aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial mulai dirujuk sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan dalam RPJMN 2020-2024. PRK dianggap menjadi penengah dari dua mazhab ekonomi. Mazhab yang menekankan pada eksploitasi sumber daya alam tanpa memperdulikan lingkungan, dengan mazhab yang mengutamakan perlindungan lingkungan. Pemprov Jabar telah mengesahkan Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah RPRKD sebagai rujukan PRK. Pemprov Jabar juga berencana membuka kawasan ekonomi khusus di kawasan segitiga Cirebon, Indramayu dan Subang Rebana. Namun, sejauh ini rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW masih dikaji. Pemerhati lingkungan khawatir lambatnya kajian terutama dari aspek lingkungan dapat berimbas tak terkendalinya alih fungsi lahan yang berujung pada pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Daya tampung dan daya dukung kawasan bakal dijadikan pertimbangan pemerintah dalam upaya pembangunan rendah karbon PRK. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2020-2024, misalnya, keseimbangan antara aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial mulai dirujuk sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan. Agaknya, itu adalah harapan baru ditengah paradigma pembangunan yang dianut selama ini, hanya bertumpu pada ekonomi semata. PRK dianggap menjadi solusi karena merupakan penengah dari dua mazhab ekonomi. Mazhab yang menekankan pada eksploitasi sumber daya alam tanpa memperdulikan lingkungan, dengan mazhab yang mengutamakan perlindungan lingkungan. Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Nasional Bappenas, Medrilzam, mengatakan bahwa inisiatif pembangunan rendah karbon akan diarusutamakan menjadi bagian penting. Selain didasari kesepakatan global, pemerintah pusat secara bertahap akan mulai menerapkan konsep serupa di level daerah demi target penurunan emisi 29% di tahun 2030. “Kita tetap konsen terhadap penurunan emisi. Namun disamping itu, kita juga fokus pada intensitas penurunan emisi. Itu penting diperhitungkan agar bisa mencapai pembangunan berkelanjutan. Maka kami coba menginisiasi kerjasama dengan 7 provinsi, salah satunya Jawa Barat,” kata Medrilzam di Bandung beberapa waktu lalu. baca Kala Indonesia Siapkan Rencana Pembangunan Rendah Karbon Foto udara kondisi Sungai Citarum, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Tampak airnya menghitam bercampur limbah. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Kendati terhitung baru, Medrilzam berkeyakinan, konsep PRK ideal diterapkan sebagai upaya memperbaiki perencanaan sekaligus pemantauan pembangunannya. “Poin utamanya tetap pada daya dukung dan daya tampung. Karena aspek keseimbangan lingkungan akan dijadikan dasar menjamin keberlangsungan, dan ini sudah inline sejalan dengan tujuan pembangunan yang telah tertuang di RPJMN 2020 – 2024,” katanya. Bappenas dan Jabar, bakal berkolaborasi selama 3 tahun. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Pemprov Jabar, M. Taufiq Budi Santoso menuturkan sudah mengesahkan Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah RPRKD Jabar sebagai kerangka kebijakan PRK di tingkat daerah. Sebagai penunjangnya, beberapa tata aturan dan kebijakan bakal dimutakhirkan. Peraturan Gubernur diprioritaskan untuk terbit guna mengakomodir kebijakan. Dalam waktu dekat, kata Taufiq, akan juga diagendakan revisi RPJMD dan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penataan. “Tentunya disesuaikan dengan program PRK. Targetnya tahun ini selesai, sehingga 27 kabupaten/kota bisa dijadikan pedoman perencanaan wilayahnya menyesuaikan arahan Pemprov Jabar untuk perencanaan 2021 paling tidak dan seterusnya.” ujar Taufiq. Berdasarkan laporan tahun 2019, emisi di Jabar berada di angka 130 juta ton CO2. Persentasenya, disumbang dari kehutanan serta sampah dan limbah cair domestik masing – masing dan Taufiq mengungkapkan, apabila rencana aksi sudah selesai di susun. Nilai proyek terkait low carbon development mencapai Rp12,5 Triliun. Pendanaan itu berasal dari APBN, APBD, swasta dan donor. baca juga Pembangunan Rendah Karbon untuk Mengerem Laju Perubahan Iklim Kondisi alih fungsi kawasan di Bandung Timur. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Infrastruktur yang masuk skema PRK yaitu Jalur Lingkar Cirebon, akses KA ke Patimban, dan akses KA ke Kertajati namun masih dalam tahap perencanaan. Nantinya, skema itu akan juga terintegrasi dengan rencana Pemprov Jabar membangun kawasan ekonomi khusus KEK Rebana Cirebon, Subang, Majalengka. Luas Segitiga Rebana mencapai km persegi. Ada sebelas zona yang sudah dilelang kepada para penanam modal. Konektivitas di kawasan Segitiga Rebana ini memang sudah disiapkan setidaknya sejak era Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Pelabuhan Patimban senilai Rp43,2 triliun ditargetkan rampung pada 2020. Lalu telah lebih dulu rampung, yaitu Bandara Kertajati yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 24 Mei 2018 menjadi modal utama. Ridwan Kamil punya ambisi besar di KEK Rebana. Sebab menurut Ridwan, tidak ada kawasan strategis di Indonesia seperti Rebana, yakni kawasan yang berdekatan dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Dia pun menyebut kawasan Rebana sebagai kota futuristik. Dalam keterangan resmi, Ridwan menuturkan, apabila Segitiga Rebana terwujud akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Jabar sebesar 9%. Tak hanya itu, peluang lapangan pekerjaan dipredikisi menyerap 5 juta angkatan kerja. Hitung-hitungan itu memang menjanjikan. Pada 2019, investasi yang terealisasi di Jabar mencapai Rp137,5 triliun. Ridwan pun memaparkan sejumlah langkah dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui lima strategi ekonomi. “Provinsi yang nilai konkret investasinya terbesar di Republik Indonesia adalah Jawa Barat. Investasi kita sendiri Rp137,5 triliun yang hadir. Membawa pekerjaan, transfer teknologi, dan lain sebagainya,” ujar Ridwan Kamil di acara pembukaan Musyawarah Daerah Musda XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia HIPMI Jawa Barat di Kabupaten Karawang, Senin 9/3/20 lalu . perlu dibaca Menggagas Pembangunan Rendah Emisi Dalam Rencana Pembangunan Desa. Seperti Apa? Petani garam menggarap lahannya berlatar Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU I di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, beberpa waktu lalu. PT Cirebon Electric Power CEP kembali membangun PLTU Cirebon Unit II, dan ditargetkan beroperasi secara komersial Commercial on Date/COD pada 2022. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Dituntut Bijak Tata Ruang Pengamat Lingkungan Universitas Padjajaran Unpad Bandung, Chay Asdak, mengingatkan Pemerintah Jabar agar seyogyanya mendahulukan kajian lingkungan hidup strategis KLHS. Jika berjalan lambat dalam konteks pembangunan KEK dikhawatirkan dapat berimbas pada anomali tata ruang. Chay memberikan catatan, instrumen penting itu kerap dianggap sebagai pelengkap administrasi semata, penyusunannya dilakukan untuk menjalankan perintah Undang-Undang, tanpa benar-benar menjawab substansi persoalan lingkungan. Hal itu mutlak dihindari. Apalagi, Jabar sudah berkomitmen dalam PRK. “Karena KEK ini skemanya satu lansekap yang menggabungkan lintas wilayah, jangan sampai konsep perancangannya justru parsial. Misalnya RTRW rencana tata ruang wilayah daerah tidak inline dengan provinsi. Jika sudah begitu akan sulit untuk mencapai membangun secara berkelanjutan,” katanya. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejauh ini RTRW teranyar Jabar masih dalam tahap pembahasan dengan pemerintah pusat dan DPR. Karena pada RTRW sebelumnya pembangunan KEK Rebana memang tidak dimasukan. Chay mengatakan, pemerintah juga perlu mempertimbangkan tata guna lahan. Pembangunan Waduk Jatigede di Sumedang, adalah contohnya. Semula bendungan ini dibangun untuk menunjang pertanian seluas 90 ribu hektare di kawasan timur Jabar. Kini, dipastikan bakal bergeser menjadi penunjang bagi industri dan properti. “Pemerintah perlu memperhitungkan itu. Masalahnya, kawasan itu merupakan lumbung pangan yang juga punya peran strategis,” ungkap Chay. Pemerintah dianggap belum memiliki desain besar pembangunan KEK. KEK dibangun, tetapi belum ada yang berhasil dan bisa dijadikan model. Bercermin pada bencana hidrometerologi kian intens melanda Jabar menunjukkan kerusakan daya dukung lingkungan. Direktur Walhi Jabar, Meiki Paedong mengkritisi, menyoal itu. Hasil kajian Walhi menyebut kerusakan lingkungan kerap kali meningkat seiring pembangunan insfrakstruktur. Petani garam menggarap lahannya berlatar Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU I di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, beberpa waktu lalu. PT Cirebon Electric Power CEP kembali membangun PLTU Cirebon Unit II, dan ditargetkan beroperasi secara komersial Commercial on Date/COD pada Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Sementara, di Kabupaten Cirebon, laju investasi melonjak tajam dalam beberapa tahun terakhir. Keteresediaan lahan untuk industri mampu membawa investor ke sentra pangan nasional tersebut. Dalam Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten Cirebon 2018-2038, Pemkab Cirebon menyiapkan lahan hektar untuk industri. Jumlah ini melonjak dibandingkan Perda No 17/2011 tentang RTRW 2011-2031 yang awalnya hanya hektare. Alih fungsi lahan untuk kawasan industri tak hanya menggusur lahan pertanian, tetapi juga ribuan orang yang bergantung pada penghidupan petani dan petambak. Di Losari, misalnya, rencananya lahan industri telah disiapkan seluas hektare. Losari menjadi salah satu dari 16 kecamatan yang daerahnya menjadi kawasan industri besar dan menengah. Warga Desa Ambulu, Ridwan, mengaku gusar dengan rencana pemerintah. Dia tak ingin bernasib seperti warga di Karawang dan Bekasi. Ketika beralih menjadi industri, mereka kehilangan tanah. Penghidupan warganya menjadi tak jelas karena kehilangan mata pencarian. “Kami sudah sejahtera dengan bertani maupun menambak, yang bagi kami lahan di sini produktif. Kalau nanti jadi industri lalu kami hidup dari mana?” keluh Ridwan. Merujuk data Pertanian Cirebon, kabupaten yang berpenduduk juta jiwa ini rutin setiap tahun memasok lebih dari ton beras ke Jabar dan Jakarta. Begitupun potensi produksi garam mencapai ton atau hampir sepertiga target produksi nasional, 1,5 juta ton. Artikel yang diterbitkan oleh bandung, Cirebon, emisi karbon, featured, infrastruktur, jawa, jawa barat, kerusakan lingkungan, komitmen jokowi, pembangunan berkelanjutan, pencemaran lingkungan, Perubahan Iklim
10+ Cirebon Jawa Barat Merupakan Daerah Sentra Industri Terbesar Di Indonesia, Kreatif Sekali!- Kita bisa memanfaatkan media internet untuk mencari ide dan inspirasi tentang kerajinan rotan yang keren, agar waktu kita tidak banyak terbuang hanya untuk sibuk memastikan Cirebon Jawa Barat merupakan daerah sentra industri terbesar di Indonesia yang kita inginkan.
Yasin Habibi/Republika Sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki hutan tropis yang sangat subur. Salah satu yang banyak tumbuh di hutan tropis Indonesia adalah rotan. Bahkan, hampir 90 persen rotan dunia tumbuh di Indonesia. Tak ayal, rotan menjadi sumber kehidupan banyak masyarakat Indonesia, seperti di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Selain terkenal dengan udang dan batik Trusminya, wilayah timur Jawa Barat ini merupakan pusat industri rotan Indonesia. Berada di Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, terdapat Kampung Wisata Rotan Galmantro. Di kampung ini, hampir setiap warga bekerja sebagai perajin rotan. Ketua Forum Kolaborasi Rotan Galmantro sekaligus penggagas Kampung Wisata Galmantro, Sumartja mengatakan, dari 10 ribu penduduk yang tinggal di Tegalwang, sebanyak 90 persennya bekerja di industri rotan. Kebanyakan dari mereka merupakan perajin kecil yang tergabung dalam subsektor. Mereka mengolah bahan baku menjadi produk setengah jadi untuk dikirim ke perusahaan besar. Di perusahaan itu, produk dikumpulkan untuk kemudian dilakukan prosesfinishing. Produksi para perajin sesuai permintaan perusahaan sebab perusahaanlah yang bertugas menjual dan mencari pembeli. "Ketika ada pesanan, eksportir atau perusahaan minta ke perajin untuk produksi," kata dia kepada Republika saat berkunjung ke Cirebon, Senin 14/11. Semua proses produksi di sentra ini merupakan buatan tangan atau handmade. Mulai dari pengolahan bahan baku, pemotongan bahan, pembentukan pola, penyatuan pola/rangka, perakitan rangka, hingga dekorasi. Salah satu perusahaan besar di Cirebon yang juga menjadi tempat penyelesaian hasil produksi para perajin adalah PT Danindo Jensen, mampu mengirim 7 hingga 10 kontainer per bulan senilai 15 ribu dolar AS Rp 201 miliar hingga 28 ribu dolar AS Rp 375,2 miliar. Produk tersebut dihasilkan 100 perajin di pabriknya dan 20 perajin lain yang merupakan subsektor. Manajer sekaligus istri pemilik perusahaan tersebut, Viverina Lubis mengungkapkan, tidak mudah menjaga industri rotan untuk tetap bertahan. Dia menceritakan, sekitar tahun 2005, industri rotan Cirebon sempat mengalami kelesuan dengan ketatnya persaingan pasar dengan Cina dan Vietnam. Kelesuan kala itu juga diakibatkan kelangkaan bahan baku rotan karena banyak bahan mentah yang diekspor. Namun, pemerintah mengambil sikap melalui penetapan Peraturan Menteri Perdagangan Permendag Nomor 35 tahun 2011 yang intinya melarang ekspor bahan baku rotan. Saat itu, menurut dia, Cina muncul dengan produk poli rotan rotan dari plastik dengan harga yang lebih murah. Beberapa produsen usaha rotan di Cirebon akhirnya mengalami penurunan produksi. Bahkan, sekitar 70 persen produsen mengalami kebangkrutan. Namun, saat ini pasar mulai jenuh terhadap poli rotan karena kualitasnya yang buruk. "Orang mulai bosan dan kembali ke natural rotan," kata ibu dari aktris Olivia Jensen tersebut. Sementara itu, pabrik besar lainnya, yakni PT Balagi Rattan bahkan, bisa mengirim 15 hingga 20 kontainer per bulan. Hal ini menunjukkan kembali menggeliatnya industri rotan di Cirebon. Kondisi itu juga membuat program kerja sama dengan Uni Eropa Promoting Sustainable Consumption and Production Eco Friendly Rattan Products Prospect berjalan mulus. Program yang dibuat 2013 lalu itu menggaungkan penggunaan rotan ramah lingkungan Indonesia. Rotan merupakan jenis tumbuhan dari keluarga Palm dan memiliki sekitar 600 jenis spesies yang ada di setiap hutan tropis dunia, seperti Afrika, Asia, dan Australia. Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua menjadi daerah penghasil rotan di Indonesia. Ketua Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil PUPUK Suratman mengatakan, dengan menggeliatnya industri rotan di Indonesia akan menyadarkan kebutuhan bahan baku rotan berkualitas. Sebab, rotan hanya tumbuh di hutan tropis. Itu artinya, akan lebih banyak hutan tropis yang dijaga di Indonesia demi mendapatkan rotan yang baik. "Jadi, akan lebih banyak hutan tropis di Indonesia," ujar dia. Penggunaan rotan sebagai bahan baku furnitur dianggap jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan menggunakan kayu. Ini lantaran rotan termasuk tumbuhan merambat yang membutuhkan pohon-pohon sebagai pijakan. Untuk mengambil rotan, petani hanya akan menebang rotan dan menjaga pohon-pohon pijakannya tetap tumbuh. Sedangkan, untuk rotan jenis berumpun akan tumbuh kembali setelah ditebang layaknya rumput. Rotan jenis tunggal akan mati setelah ditebang tapi bisa tumbuh melalui biji rotan. Sementara, kayu perlu waktu lama untuk kembali mendapatkan pohon yang besar. Legenda Cirebon menjelma menjadi salah satu pusat industri rotan, padahal tidak ada tumbuhan rotan di wilayah ini. Sumartja menjelaskan sebuah legenda yang lekat dengan industri rotan di kawasan tersebut. Dahulu, tahun 1500-an, menurut dia, seorang wanita di desa tersebut bernama Nyimas Sumantra memiliki kecantikan luar biasa. Hal itu membuat nama Nyimas dan wilayah tersebut tersohor. "Banyak lelaki yang datang meminang termasuk Pangeran Kejaksan," kata dia berkisah. Saat melamar Nyimas Sumantra, Pangeran Kejaksan membawa sekian banyak rotan. Nyimas pun menghitung jumlah rotan yang dibawa Pangeran Kejaksan. "Saya lupa jumlahnya, tapi rotan itu kurang satu," kata dia. Pangeran pun menyusuri kembali jalan yang dilalui dan menemukan satu rotan yang terjatuh. Sayangnya, rotan tersebut telah berakar dan tidak bisa dibawa ke hadapan Nyimas Sumantra. Lamaran Pangeran Kejaksan pun sama seperti lelaki lainnya, ditolak. Kendati demikian, Pengeran Kejaksan tidak membawa kembali rotannya dan meninggalkan rotan. "Untuk kehidupan anak cucu panjenengan," ujar Sumartja menirukan ucapan Pangeran Kejaksan. Sejak itu, penduduk Cirebon mulai bergerak menjadi perajin industri rotan dan kemampuan tersebut terkenal turun temurun. Oleh Melisa Riska Putri, ed Satria Kartika Yudha Ekspor Furnitur Negara ASEAN 2015 Negara Nilai Vietnam 6,9 juta dolar AS Malaysia 2,4 juta dolar AS Indonesia 1,9 juta dolar AS Filipina 1,7 juta dolar AS Singapura 1,6 juta dolar AS Eksportir furnitur dunia di urutan pertama adalah Cina, sementara Indonesia berada di urutan ke-17. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Tag cirebon jawa barat merupakan daerah sentra industri terbesar di indonesia Daerah Penghasil Rotan di Indonesia Oleh Ibu Guru Diposting pada 22/03/2022 Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Geografi yaitu Tentang "Penghasil Rotan".
CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon akan menjadikan wilayah Cirebon Timur sebagai kawasan industri, karena wilayah tersebut merupakan daerah tandus dan berada di wilayah jalur pantai laut Cirebon, Imron Rosyadi, mengatakan, progres pencanangan kawasan industri di wilayah timur Cirebon saat ini terus dirancang oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperdagin Kabupaten Cirebon."Kami mengajak pengusaha untuk berinvestasi di wilayah Cirebon," kata Imron, Jumat 14/10/2020.Sebelumnya, Kepala Disperindag Kabupaten Cirebon, Deni Agustin, menyebutkan, wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur sudah dilirik para pengusaha industri besar. Faktor pendukung investasi di Kabupaten Cirebon wilayah timur saat ini yakni, Bandara Internasional Jawa Barat BIJB Kertajati, Pelabuhan Muara Djati, Tol Cikopo-Palimanan Cipali, PLTU Cirebon, dan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Cisumdawu."Untuk sarana prasarana, jangan khawatir. Jalan menuju Kabupaten Cirebon memiliki banyak akses. Banyak kemudahan di Cirebon," yang berhasil dihimpun, peruntukan industri menengah dan besar di Kabupaten Cirebon, berada di Ciwaringin, Gempol, Ciwaringin, Arjawinangun, Palimanan, Losari, Pangenan, Gebang, Ciledug, Pabedilan, Depok, dan untuk kawasan industri kecil dan mikro berada di Sedong, Greged, Lemahabang, Astanajapura, Lemahabang, dan Pasaleman. K45 Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini cirebon
Cirebon Sudah sejak dulu Cirebon menjadi wilayah penghasil garam terbesar di Jawa Barat. Dalam satu musim kemarau saja, ratusan ribu ton garam berhasil diproduksi. Di tahun 2018, tercatat jumlah garam yang dihasilkan cukup melimpah yaitu mencapai 483 ribu ton, angka tersebut melebihi target yang ditentukan yaitu 350 ribu ton.
› Ekonomi›Kawasan Industri dan Kota Baru... Pengembangan kawasan industri dan kota metropolitan Cirebon-Patimban-Kertajati ditargetkan dimulai pertengahan tahun ini. Pembangunan infrastruktur perlu menjadi prioritas untuk memicu pengembangan kawasan. OlehBM Lukita Grahadyarini 4 menit baca DOKUMENTASI BKIP KEMENHUB Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sambutan dalam acara Soft Launching dan Pengoperasian Perdana Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat, Minggu 20/12/2020.JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menargetkan pengembangan kawasan industri dan perkotaan baru Rebana Cirebon-Patimban-Kertajati dapat mulai digarap pada Juli 2021. Sebanyak 88 proyek prioritas infrastruktur disiapkan untuk pengembangan kawasan dengan alokasi anggaran senilai Rp 240,75 infrastruktur kawasan Rebana merupakan bagian dari rencana pengembangan kawasan Rebana dan Jawa Barat Jabar bagian selatan. Sebanyak 88 program itu mencakup pembangunan dan peningkatan infrastruktur, seperti transportasi jalan, perhubungan, infrastruktur dasar, listrik, dan sumber daya air. Sementara itu, rencana pengembangan kawasan Jabar bagian selatan meliputi 78 proyek kegiatan, seperti pengembangan infrastruktur, agrobisnis, sektor kelautan, dan pariwisata. Kawasan metropolitan Rebana meliputi tujuh kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, serta kawasan pendukung Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Adapun kawasan Jabar bagian selatan meliputi Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten industri Rebana direncanakan terdiri dari 13 kawasan peruntukan industri KPI, tersebar di Kabupaten Majalengka, Subang, Indramayu, Cirebon, dan Sumedang, serta Kabupaten Kuningan dan Kota Cirebon sebagai kawasan PEMPROV JABAR Konektivitas di kawasan ekonomi baru Rebana Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Djoko Hartoyo di Jakarta, Senin 7/6/2021, mengemukakan, penyusunan rancangan peraturan presiden terkait kawasan Rebana dan Jawa Barat bagian selatan telah masuk tahap finalisasi dan pengesahannya diharapkan bulan Juni 2021. Dengan demikian, proyek pembangunan kawasan Rebana dan Jabar bagian selatan dapat dimulai Juli 2021.”Peraturan presiden kini ditunggu sebagai dasar hukum pengembangan kawasan Rebana dan Jabar bagian selatan. Kalau perpres selesai bulan Juni, Juli dapat dimulai persiapan untuk pembangunan kawasan,” kata 88 proyek pengembangan kawasan industri dan perkotaan baru Rebana terbagi dalam dua fase prioritas. Program prioritas satu meliputi 41 proyek senilai Rp 58,11 triliun yang ditargetkan tuntas pada triwulan III Juli-September 2024. Sementara program prioritas dua sebanyak 47 proyek senilai Rp 182,64 triliun ditargetkan selesai hingga juga Pemprov Jabar Berharap Pelabuhan Patimban Terkoneksi dengan Metropolitan RebanaPembangunan proyek infrastruktur di antaranya akses Tol Cipali Kilometer 89 ke Pelabuhan Patimban Subang sepanjang 37,5 kilometer, penyelesaian Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Cisumdawu, serta akses jalan Cisumdawu-Bandara Internasional Kertajati. Untuk transportasi darat, di antaranya reaktivasi rel Kereta Api itu, pembangunan beberapa waduk baru dan rehabilitasi waduk. Pengembangan kawasan terintegrasi itu akan melibatkan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah, termasuk dukungan anggaran dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan sektor swasta.”Sampai tahun 2022, kita fokus pada persiapan. Selama ini, masalah utama proyek infrastruktur adalah lahan. Ini akan menjadi perhatian utama,” lanjut rapat terbatas pada 29 Maret 2021, Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk memperhatikan pembangunan kawasan industri dan kawasan perkotaan baru Rebana Cirebon-Patimban-Kertajati Metropolitan yang terkoneksi dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Pengembangan kawasan Rebana dan kawasan Jawa Barat bagian selatan bertujuan mengurangi tingkat disparitas antarwilayah di Jawa kawasan industri di koridor Cikampek-Palimanan memiliki potensi besar ke depan sejalan dengan kondisi kawasan industri Karawang-Bekasi yang mulai terpisah, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar mengemukakan, pengembangan kawasan industri di koridor Cikampek-Palimanan memiliki potensi besar ke depan sejalan dengan kondisi kawasan industri Karawang-Bekasi yang mulai jenuh. Pengembangan kawasan industri dinilai akan mendukung program hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk bahan baku serta ekspor.”Kawasan industri dan metropolitan Rebana diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Jawa Barat sisi timur utara yang selama ini belum berkembang,” kata Sanny yang juga Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri berharap rencana pengembangan kawasan tersebut digarap serius dengan ditopang oleh kelengkapan infrastruktur serta akses ke Bandara Internasional Kertajati dan Pelabuhan Patimban. Selain itu, penyelesaian aturan tata ruang untuk memberikan kepastian investasi bagi pengembang kawasan BKIP KEMENHUB Soft Launching dan Pengoperasian Perdana Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat, Minggu 20/12/2020. Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo turut menyaksikan proses pengangkutan 140 unit kendaraan ke dalam kapal MV Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co, Ltd, yang akan diekspor menuju Brunei juga Harapan dari Kawasan IndustriDirector Industrial and Logistics Services Colliers International Indonesia Rivan Munansa berpendapat, kawasan Rebana memiliki potensi besar untuk pengembangan industri dengan ditunjang oleh akses Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Harga lahan di kawasan itu juga lebih murah hampir 30 persen jika dibandingkan lahan di kawasan industri kawasan industri Rebana diproyeksikan mengarah pada industri sehingga memerlukan kesiapan teknologi pendukung berbasis digital. Koloni baru industri yang berpotensi dikembangkan antara lain kendaraan listrik. Namun, pengembangan kawasan industri sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur dan industri dan perkotaan terintegrasi, antara lain, tengah digarap PT Suryacipta Swadaya Suryacipta, yakni Subang Smartpolitan Subang di area hektar. Sementara itu, beberapa pengembang kawasan industri juga mulai menjajaki pembangunan ataupun perluasan kawasan industri di koridor tersebut.”Ini seperti telur dan ayam. Beberapa investor mulai menjajaki pembangunan kawasan industri, tetapi masih menunggu kejelasan tata ruang, regulasi, infrastruktur, dan kondisi ekonomi. Kuncinya di pemerintah, jika cepat mendorong pembangunan infrastruktur, maka menarik investor dan kawasan lebih cepat terbangun,” kata Kepala Bappeda Jawa Barat Ferry Sofwan Arif, penajaman program kegiatan yang dikategorikan sebagai prioritas satu diperlukan untuk mempertegas pembagian tugas dan anggaran antara pemerintah pusat dan daerah.”Ini penting agar setelah rancangan perpres disetujui dan ditandatangani Presiden, pembagian tugas punya kekuatan dalam implementasinya,” ujarnya, dalam siaran pers, akhir pekan lalu.
Beberapadaerah yang memiliki sentra batik antara lain terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan berbagai daerah di Indonesia lainnya. Salah satu sentra batik di Provinsi Jawa Barat terdapat di Kabupaten Cirebon. Sentra batik yang terkenal dari Kabupaten Cirebon ini terletak di Kecamatan Plered dan Kecamatan Weru. Kawasan sentra
Batik adalah salah satu hasil karya bangsa Indonesia yang dibuat dengan tangan manusia secara langsung menggunakan alat bernama canting. Batik dilukis diatas kain khusus dengan lilin yang dilelehkan. Secara bahasa batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu ambatik. Amba artinya kain yang lebar, dan tik berasal dari kata titik atau matik yang merupakan titik-titik dasar pola dari sebuah yang sudah digunakan sejak lama, hingga saat ini berkembang menjadi lebih modern dari cara pembuatan, bahan, serta motif dari batik itu sendiri. Batik menjadi salah satu identitas negara Indonesia, karena memiliki nilai guna yang tinggi juga menggambarkan keanekaragaman budaya Indonesia yang daerah di Indonesia memiliki motif batik yang berbeda-beda dan ciri khasnya masing-masing, seperti Solo yang merupakan salah satu daerah pengrajin batik paling terkenal di Indonesia. Lalu, apa saja ciri khas batik daerah di Indonesia? Berikut ini telah rangkumkan penjelasannya. Yuk simak dengan baik! 1. Batik Yogyakarta memiliki ciri khas motif yang menggambarkan figur manusia, hewan, atau tumbuhan dengan warna gelap seperti hitam, putih, dan motif batik Yogyakarta mengandung filosofi berupa ajaran moral untuk manusia. Motif kawung merupakan salah satu motif batik khas Yogyakarta, yang merupakan gambaran dari buah kawung yang disusun rapi secara batik Yogyakarta lainnya adalah parangkusumo, truntum, dan ceplok kembang kates. Editors' Picks2. Batik Banten yang terkenal dengan motif simbut, ini merupakan motif berbentuk daun sederhana yang mirip seperti daun Simbut berasal dari suku Badui pedalaman di Banten yang masih kental dengan peradaban lamanya, warna dari batik Banten juga cenderung cerah, seperti biru, hijau, dan kuning. Walaupun dengan warna terang tidak membuatnya tebal, isen-isen yang kasar, serta motif yang cukup besar merupakan ciri khas dari batik kapurban, kawangsan, dan surosowan merupakan beberapa contoh motif batik Banten. 3. Batik merupakan salah satu tempat Industri batik terbaik di Indonesia yang berada di Jawa barat. Cirebon merupakan sentra batik tertua yang membawa pengaruh ragam pola batik di daerah Cirebon yang paling terkenal adalah motif Mega Mendung, yang menggambarkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan di Indonesia. Ornamen batik Cirebon digolongkan menjadi lima jenis yaitu Wadasan, Geometris, Pangkaan, Byur, dan Semarangan yang didalamnya terdapat beberapa motif yang unik dan Batik Solo memiliki ciri khas penggunaan warna gelap seperti coklat, dan hitam dengan motif geometris yang berukuran kecil-kecil mengikuti pakem batik batik Solo dibagi menjadi dua, yaitu motif batik Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Motif batik Keraton yang paling terkenal adalah parang barong, parang curiga, dan parang motif Pura Mangkunegaraan terkenal dengan motif buketan pakis, ole-ole, sapanti nata, dan wahyu tumurun. 5. Batik Pekalongan, Jawa Tengah merupakan batik yang memiliki ciri khas paling warna-warni, kain batik pekalongan dibuat kaya dengan warna, dan juga garis-garis tegas yang menghasilkan sebuah corak menjadi ciri khas batik batik Pekalongan berasal dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis luar daerah, seperti ada beberapa batik yang bernuansa alam atau bersifat naturalis yang artinya motif berupa tumbuhan atau hewan yang ada di motif batik Pekalongan yang paling terkenal ada jlamprang, buketan, terang bulan, semen, dan dia ciri khas batik daerah di Indonesia, Mama punya batik yang mana di rumah? Baca Juga5 Makna Proklamasi bagi kehidupan Bangsa IndonesiaPerbedaan Unsur dan Senyawa pada KimiaKetentuan Sistem Sewa Tanah pada Masa Penjajahan oleh Raffles
Beberapadaerah sentra penghasil mangga di Jawa Barat mengalami penurunan produksi yang cukup besar pada tahun 2016, hanya Kabupaten Indramayu yang mengalami peningkatan produksi manga; sebaliknya
TANA PASER - Bupati Paser Fahmi Fadli merupakan satu-satunya kepala daerah di Kalimantan Timur yang menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya atas keberhasilannya dalam optimalisasi sektor pertanian. Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat pembukaan Pekan Nasional Penas Kontak Tani Nelayan Andalan KTNA ke XVI, di lapangan Lanud Sutan Sjahrir, Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu 10/6/2023. Penghargaan yang diperoleh, kata Bupati Paser Fahmi Fadli merupakan kerja keras bersama semua pihak baik itu Organisasi Perangkat Daerah OPD, maupun elemen masyarakat. "Terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam optimalisasi di bidang pertanian, hingga hari ini kita dianugerahi penghargaan Satyalancana Wira Karya," ucapnya. Baca juga Mengenal Aplikasi Si Jajan Buah Karya Dinas PU Kukar, Ada 3 Tujuan Selain pertambangan, pertanian juga menjadi salah satu sektor andalan di Kabupaten Paser yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi berwawasan lingkungan di Kabupaten Paser. Pemerintah daerah, kata Fahmi juga telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada bidang pertanian, sekaligus yang akan menjadi mitra strategis dari Ibu Kota Negara IKN Nusantara. "Dengan puluhan ribu hektar lahan pertanian yang kita miliki, tentu wilayah kita bisa menyiapkan pangan bagi penduduk IKN Nusantara nantinya," terangnya. Dibalik penghargaan yang diperoleh, tentunya ditopang dengan kebijakan yang telah dikeluarkan, seperti Peraturan Daerah Perda Perlindungan Lahan nomor 2 tahun 2021 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LP2B. Tahun selanjutnya, Fahmi mengeluarkan kebijakan melalui keputusan Bupati Paser Nomor 525/KEP-73/2022 tentang penetapan peta indikatif perlindungan dan pengelolaan areal dengan nilai konservasi tinggi pada kawasan peruntukan perkebunan di wilayah Kabupaten Paser. Baca juga Satu-satunya di Kaltim, Bupati Paser, Fahmi Fadli Raih Satyalancana Wira Karya dari Presiden Jokowi "Berkat kebijakan itu, tentunya dapat membawa perubahan bagi pertanian kita, guna terwujudnya Paser MAS Maju, Adil dan Sejahtera," terang Fahmi. Perubahan positif lainnya selama kepemimpinan orang nomor satu di Kabupaten Paser yaitu, terdapat 12 mini ranch pengembalaan sapi yang efektif dan ekonomis, serta terbangunnya sentra pertanian di berbagai wilayah. Selain itu, Kabupaten Paser telah berhasil turut serta menurunkan efek rumah kaca GRK, melalui program REDD+ dan Forest Carbon Partnership Facility FCPF-Carbon Fund. Ditambah Kabupaten Paser juga berhasil mendapat dana hibah dari Bank Dunia senilai Rp6,3 miliar, yang diterima dalam 5 tahun berturut-turut, terhitung sejak tahun 2023. "Anggaran yang diperoleh itu dialokasikan untuk kegiatan tata kelola hutan dan lahan, mengurangi deforestasi dan degradasi hutan dalam wilayah perizinan alternatif penghidupan masyarakat berkelanjutan Kampung Iklim-Plus, serta manajemen dan pemantauan program," tandas Bupati Paser. Baca juga Tarif Penyeberangan Kapal Ferry Balikpapan-Penajam Paser Utara, Lokasinya IKN Nusantara Dengan penghargaan Satyalancana Wira Karya yang diperoleh hari ini, kata Fahmi tentunya bisa diperhitungkan bahwa pertanian di Paser sudah bisa bersaing di kancah nasional. "Kita tidak berpuas diri hanya sampai disini, masih banyak yang perlu kita lakukan dalam memajukan pertanian kita di Paser, petani-petani kita masih perlu dibina guna menciptakan produk-produk lokal yang baru dan berkualitas," tutup Bupati Paser. Pelaksanaan Penas KTNA ke XVI rencananya berlangsung selama 5 hari, mulai dari 10 sampai 15 Juni 2023 dengan tema Memantapkan Penguatan Potensi dan Posisi Tawar Komoditi Lokal untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan Berkelanjutan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045. *
. 227 310 39 61 360 239 13 156
cirebon jawa barat merupakan daerah sentra industri